Kaum
Muslimin menunaikan shalat Jum’at di Masjid Al Aqsha pada tanggal 4
Sya’ban atau delapan hari setelah ditaklukkan, oleh Mujahid Agung,
Shalahuddin Al-Ayyubi, dari tangan kafir salib Raja Balban Bin Barzan,
Jum’at tanggal 27 Rajab 583 H atau bertepatan dengan tahun 1187 Masehi.
Pada
saat itu, mimbar khatib diletakkan di samping mihrab, lantai masjid
dipasang permadani dan masjid padat dengan kaum Kaum Muslimin. Ketika
adzan pertama dikumandangkan, hati kaum Muslimin merasa bahagia, Sultan
Shalahuddin Al-Ayyubi menunjuk hakim Muhyiddin Bin Zaki sebagai khatib
pada saat itu.
Dalam khutbahnya, Hakim Muhyiddin Bin Zaki menerangkan keutamaan Masjid Al Aqsha dan atsar
dan dalil Al Qur’an tentang pujian terhadapnya. Ia mendoakan pada
Khulafa’urrasyidin agar mendapat keridhoan dari Allah dan setelah itu ia
memberikan nasihatnya. Ia terangkan bahwa Masjid Al Aqsha adalah kiblat
kaum Muslimin yang pertama, dua dari dua masjid yang ada di tanah dan
tanah suci ketiga setelah Makkah Al-Mukarramahdan Madinah Al-Munawwarah.
Imam
Ibnu Katsir rahimahullah pernah berkata bahwa orang yang pertama kali
merenovasi Masjid Al Aqsha adalah Ya’qub setelah sebelumnya dibangun
kekasih Allah, Nabi Ibrahim as., selama empat puluh tahun seperti yang
disebutkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim. Kemudian direnovasi lagi
oleh Sulaiman Bin Dawud dan berkata : “Setelah renovasi selesai,
Sulaiman Bin Dawud meminta tiga hal kepada Allah: ‘Keputusan hukum yang
selaras dengan keputusan hukum Allah, kerajaan besar yang tidak bisa
ditandingi oleh generasi sesudahnya dan tidak ada yang datang ke masjid
ini kecuali untuk shalat di dalamnya. Siapa yang shalat di dalamnya maka
dosa-dosanya keluar dari tubuhnya dan ia menjadi suci seperti ketika
dilahirkan ibunya.” (Al Bidayah wan Nihayah)
Muhyiddin
Bin Zaki berkhutbah di Masjid Al Aqsha selama sebulan dan setelah itu
Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi menunjuk khatib resmi menggantikan
kedudukannya. Sultan Shalahuddin juga memperkenankan Syekh Zainuddin Abu
Hasan Bin Ali Naja Al-Misri duduk di kursi khatib kemudian memberikan
ceramahnya kepada jama’ah masjid.
Penaklukan Al Quds
Kaum
Muslimin dapat shalat Jum’at berjamaah dengan khusyuk dan tuma’ninah di
Masjid Al Aqsha pasca penaklukan kota suci Al Quds oleh Shalahuddin Al
Ayyubi dengan pasukannya, para Mujahidin pemberani.
Pada
hari itu, Ahad, tanggal 15 Rajab 583 Hijriyyah atau bertepatan dengan
tahun 1187 Masehi, Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi dan pasukannya tiba di
sebelah barat Baitul Maqdis. Mereka terkejut karena Baitul Maqdis telah
diblokade pihak musuh. Pasukan Sultan berjumlah enam puluh ribu lebih,
dan Sultan telah berada di sana selama lima hari. Akhirnya Sultan
memutuskan untuk pindah ke arah Syam yang medannya relatif lebih luas,
yang dengan kondisi seperti itu memungkinkan mengalahkan pasukan musuh.
Akhirnya
dua pasukan bertemu, Mujahidin di bawah komando Sultan Shalahuddin
Al-Ayyubi bertempur dengan pasukan salib di bawah komanda Raja Baitul
Maqdis, Balban Bin Barzan. Perang meletus dengan hebatnya, pasukan salib
bertempur sampai titik darah terakhir, mereka takut harta dan nyawa
mereka akan melayang di tangan para Mujahidin. Sementara itu di pihak
kaum Muslimin mereka tidak kalah semangatnya dalam berperang, dimana
gugurnya syuhada menambah kekuatan Mujahidin untuk melanjutkan
memporak-porandakan kekuatan lawan. Mujahidin memasang senjata andalan
mereka, manjaniq dan mereka menyerang kota Baitul Maqdis dengan hujan
manjaniq.
Mujahidin
melihat banyak sekali salib dipasang di dinding-dinding kota dan salib
yang terbesar diletakkan di Qubbatush Shakra. Melihat pemandangan
seperti ini semangat Mujahidin semakin membara untuk bertempur dan
membangkitkan ghirah Islam dalam dada mereka. Sultan Shalahuddin
Al-Ayyubi membiarkan pasukannya bertempur dengan dasar seperti itu.
Sultan bergerak menuju arah timut dari sisi utara benteng, kemudian
melubanginya dan membakarnya. Akhirnya benteng dan istana ambruk dengan
disaksikan langsung pasukan salib. Mereka yakin dengan ambruknya benteng
pertahanan tibalah kehancurannya.
Sultan
Shalahuddin Al-Ayyubi menolak permintaan jaminan keamanan bagi mereka
pasukan salib dan bertekad merebut Kota Baitul Maqdis dan membebaskannya
dengan pedang sebagaimana pasukan salib dahulu merebutnya dengan pedang
dan membunuh setiap orang kristen yang ada di Baitul Maqdis sebagaimana
mereka dahulu membunuh Kaum Muslimin ketika menaklukkannya. Allahu
Akbar!
Kini,
kaum Muslimin di seluruh dunia menantikan kembali dapat sholat Jum’at
dengan khusyuk dan tuma’ninah di Masjid Al Quds, yang kini berada dalam
cengkraman zionis yahudi Israel. Kaum Muslimin menantikan Shalahuddin
Al-Ayyubi abad ini dengan pasukannya, para Mujahidin yang pemberani
untuk masuk ke Baitul Maqdis dan memerangi serta memporak-porandakan
untuk kesekian kalinya, zionis yahudi Israel, hingga mereka semua takluk
dan menyerahkan tanah suci Al Quds ke pangkuan kaum Muslimin. Maka
adzan pun segera berkumandang dan kaum Muslimin bersiap untuk shalat
Jum’at di Masjid Al Aqsha kembali. Allahu Akbar!
Wallahu’alam bis showab!
M Fachry