Menanti Shalat Jumat Di Masjid Al Aqsha

Wednesday, November 21, 20120 comments


Kaum Muslimin menunaikan shalat Jum’at di Masjid Al Aqsha pada tanggal 4 Sya’ban atau delapan hari setelah ditaklukkan, oleh Mujahid Agung, Shalahuddin Al-Ayyubi, dari tangan kafir salib Raja Balban Bin Barzan, Jum’at tanggal 27 Rajab 583 H atau bertepatan dengan tahun 1187 Masehi.

Pada saat itu, mimbar khatib diletakkan di samping mihrab, lantai masjid dipasang permadani dan masjid padat dengan kaum Kaum Muslimin. Ketika adzan pertama dikumandangkan, hati kaum Muslimin merasa bahagia, Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi menunjuk hakim Muhyiddin Bin Zaki sebagai khatib pada saat itu.

Dalam khutbahnya, Hakim Muhyiddin Bin Zaki menerangkan keutamaan Masjid Al Aqsha dan  atsar dan dalil Al Qur’an tentang pujian terhadapnya. Ia mendoakan pada Khulafa’urrasyidin agar mendapat keridhoan dari Allah dan setelah itu ia memberikan nasihatnya. Ia terangkan bahwa Masjid Al Aqsha adalah kiblat kaum Muslimin yang pertama, dua dari dua masjid yang ada di tanah dan tanah suci ketiga setelah Makkah Al-Mukarramahdan Madinah Al-Munawwarah.

Imam Ibnu Katsir rahimahullah pernah berkata bahwa orang yang pertama kali merenovasi Masjid Al Aqsha adalah Ya’qub setelah sebelumnya dibangun kekasih Allah, Nabi Ibrahim as., selama empat puluh tahun seperti yang disebutkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim. Kemudian direnovasi lagi oleh Sulaiman Bin Dawud dan berkata : “Setelah renovasi selesai, Sulaiman Bin Dawud meminta tiga hal kepada Allah: ‘Keputusan hukum yang selaras dengan keputusan hukum Allah, kerajaan besar yang tidak bisa ditandingi oleh generasi sesudahnya dan tidak ada yang datang ke masjid ini kecuali untuk shalat di dalamnya. Siapa yang shalat di dalamnya maka dosa-dosanya keluar dari tubuhnya dan ia menjadi suci seperti ketika dilahirkan ibunya.” (Al Bidayah wan Nihayah)

Muhyiddin Bin Zaki berkhutbah di Masjid Al Aqsha selama sebulan dan setelah itu Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi menunjuk khatib resmi menggantikan kedudukannya. Sultan Shalahuddin juga memperkenankan Syekh Zainuddin Abu Hasan Bin Ali Naja Al-Misri duduk di kursi khatib kemudian memberikan ceramahnya kepada jama’ah masjid.

Penaklukan Al Quds

Kaum Muslimin dapat shalat Jum’at berjamaah dengan khusyuk dan tuma’ninah di Masjid Al Aqsha pasca penaklukan kota suci Al Quds oleh Shalahuddin Al Ayyubi dengan pasukannya, para Mujahidin pemberani.

Pada hari itu, Ahad, tanggal 15 Rajab 583 Hijriyyah atau bertepatan dengan tahun 1187 Masehi, Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi dan pasukannya tiba di sebelah barat Baitul Maqdis. Mereka terkejut karena Baitul Maqdis telah diblokade pihak musuh. Pasukan Sultan berjumlah enam puluh ribu lebih, dan Sultan telah berada di sana selama lima hari. Akhirnya Sultan memutuskan untuk pindah ke arah Syam yang medannya relatif lebih luas, yang dengan kondisi seperti itu memungkinkan mengalahkan pasukan musuh.

Akhirnya dua pasukan bertemu, Mujahidin di bawah komando Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi bertempur dengan pasukan salib di bawah komanda Raja Baitul Maqdis, Balban Bin Barzan. Perang meletus dengan hebatnya, pasukan salib bertempur sampai titik darah terakhir, mereka takut harta dan nyawa mereka akan melayang di tangan para Mujahidin. Sementara itu di pihak kaum Muslimin mereka tidak kalah semangatnya dalam berperang, dimana gugurnya syuhada menambah kekuatan Mujahidin untuk melanjutkan memporak-porandakan kekuatan lawan. Mujahidin memasang senjata andalan mereka, manjaniq dan mereka menyerang kota Baitul Maqdis dengan hujan manjaniq.

Mujahidin melihat banyak sekali salib dipasang di dinding-dinding kota dan salib yang terbesar diletakkan di Qubbatush Shakra. Melihat pemandangan seperti ini semangat Mujahidin semakin membara untuk bertempur dan membangkitkan ghirah Islam dalam dada mereka. Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi membiarkan pasukannya bertempur dengan dasar seperti itu. Sultan bergerak menuju arah timut dari sisi utara benteng, kemudian melubanginya dan membakarnya. Akhirnya benteng dan istana ambruk dengan disaksikan langsung pasukan salib. Mereka yakin dengan ambruknya benteng pertahanan tibalah kehancurannya.

Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi menolak permintaan jaminan keamanan bagi mereka pasukan salib dan bertekad merebut Kota Baitul Maqdis dan membebaskannya dengan pedang sebagaimana pasukan salib dahulu merebutnya dengan pedang dan membunuh setiap orang kristen yang ada di Baitul Maqdis sebagaimana mereka dahulu membunuh Kaum Muslimin ketika menaklukkannya. Allahu Akbar!

Kini, kaum Muslimin di seluruh dunia menantikan kembali dapat sholat Jum’at dengan khusyuk dan tuma’ninah di Masjid Al Quds, yang kini berada dalam cengkraman zionis yahudi Israel. Kaum Muslimin menantikan Shalahuddin Al-Ayyubi abad ini dengan pasukannya, para Mujahidin yang pemberani untuk masuk ke Baitul Maqdis dan memerangi serta memporak-porandakan untuk kesekian kalinya, zionis yahudi Israel, hingga mereka semua takluk dan menyerahkan tanah suci Al Quds ke pangkuan kaum Muslimin. Maka adzan pun segera berkumandang dan kaum Muslimin bersiap untuk shalat Jum’at di Masjid Al Aqsha kembali. Allahu Akbar!

Wallahu’alam bis showab!

M Fachry
Share this article :
 
Kontak : Redaksi
Copyright © 2012. Al-Mustaqbal - Masa Depan Islam - All Rights Reserved
Al-Mustaqbal.net adalah media Islam
Yang bertujuan menyambut dan mempersiapkan masa depan Islam